Senin, 10 April 2017

Tugas SPK (Sistem Pendukung Keputusan) kelas F

TUGAS MAKALAH SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

KOMPONEN ARSITEKTUR DSS




       Nama                  :Amalia Ika Putri
       NIM                     :2014-31-006
       Kelas                  :F



Komponen Arsitektur DSS

            Cara pemikiran yang tepatmengenai bagian komponen dari suatu sistem penunjang keputusan (DSS) dan hubungannya diantara bagian tersebut adalah dengan menggunakan paradigma dialog,data,model(D,D,M).Dalam konseptualisasi ini,ada dialog (D) antara pemakai dengan sistem,data (D) yang mendukung sistem tersebut,dan model (M) yang memberikan kemampuan analisiss. Walaupun komponen tersebut bisa agak berbeda dari satu aplikasi dengan aplikasi yang satunya, namun mereka tetap dalam berbagai bentuk yang sama.Gambar 7.1, yang diadaptasi dari DDM, memberikan representasi gambaran mengenai bagian komponen dari suatu DSS.


            Pemakai dan pembangun DSS sebaiknya memahami bagaimana setiap komponen ini bisa dirancang. Bagi pemakai, pemahaman ini menciptakan kesadaran tentang apa yangdapat diperoleh dari DSS. Sedangkan bagi pembangun DSS, ia memberitahu tentang apa yangbisa diberikan oleh pembangun tersebut.
            Teknologi yang baru terus memberikan pengaruh terhadap komponen dialog,data, dan model. Sebagai contoh, sistem touchscreen (layar sentuh) yang berdasarkan icon memberikan opsion baru untuk mengarahkan atau menjalankan sistem tersbut.
            Teknologi database relasional, ini adalah untuk meneliti bagian komponen dari suatu DSS. Dalam bacaan ini, kita mencoba untuk mendeskripsikan kekayaan atau potensi yang ada tersebut, dan memberikan keterangan mengeni teknologi yang sedang berlangsung, yang akan berlanjut mengembangkan atau meningkatkan bidang ini.

Komponen Dialog
            Apresiasi pentingnya komponen dialog dicapai dengan menganggap bahwa darisudut pandang pemakai, dialog adalah sistem. Hal yang penting dari komponen dialog tersebut adalah apa yang harus diketahui oleh pemakai agar bisa menggunakan sistem tersebut, opsion untuk mengarahkan tindakan sistem tersebut, dan presentasi alternatif dari respon sistem tersebut.Bennet mengatakan secara berturut-turut menamakan komponen dialog ini dengan knowledge base, action language (bahasa tindakan), dan presentation language (bahasa presentasi). Jika saja mereka ini tidak mempengaruhi dialog, maka pemakai hanya akan sedikit melakukan pertimbangan terhadap penggunaan hardware dan software, cara data disimpan dalam memori, dan algoritma yang diterapkan oleh model. Faktor seperti itu biasanya bersifat transparan bagi pemakai; yakni mereka tidak terlihat ataupun terketahui.

Pertimbangan Umum
            Pada Waktu merancang dialog DSS, sebaiknya kita mengetahui siapa pemakai yang potensial (akan menggunakan).Dalam beberapa contoh, hanya ada pemakai tunggal, namun yang lebih umum, DSS digunakan oleh beberapa pemakai. Sementara kebanyakan tulisan mengenai DSS menekankan pada kegunaannya guna mendukung tugas pembuatan keputusan manajemen puncak yang tidak terstruktur dengan baik, pada kenyataannya yang praktis menggunakan DSS adalah manajemen menengah dan khususnya staf professional (misalnya, perencana keuangan, periset marketing).Ini tidak berarti bahwa DSS tidak digunakan oleh manajemen puncak.Maksudnya, yang sering terjadi adalah bahwa eksekutif senior meminta informasi dari staff asisten yang menggunakan DSS untuk memperoleh informasi.Dengan demikian, asisten tersebut merupakan kepanjangan dari DSS.
            Sebaiknya diketahui bahwa dialog mencakup tradeoff (umpan balik) antara kesederhanaan lawan fleksibilitas. Dialog yang memiliki kesederhanaan untuk digunakan biasanya memberikan fleksibilitas yang kurang. Sebagai contoh, pendekatan atau cara Tanya-jawab lama memerlukan respon pemakai terhadap pertanyaan tersebut. Walaupun pendekatan ini sederhana dan biasanya merupakan cara yang tepat bagi pemakai baru yang menjalankan tugas yang terstruktur dengan baik, namun ia tidak memberikan fleksibilitas yanglebih dari apa yang telah direncanakan oleh perancang sistem. Dalam situasi ini, sistem terkontrol secara longgar. Sistem yang berorientasi menu memberikan jenis struktur yang sama terhadap pemakai, walaupun ia memberikan cara dialog yang berbeda. Dengan cara yang berkebalikan, bahasa perintah memberikan control kepada pemakai atas sistem secara lebih ketat, namun diperlukan pengetahuan tambahan untuk menggunakan sistem tersebut. Bahasa perintah biasanya menerapkan sintak kata kerja-kata benda (misalnya, RUN SIMULATION, PRINT REPORT). Kebanyakan generator DSS ingin menyederhanakan variasi dari cara bahasa perintah ini. Apabila generator DSS ingin menyederhanakan pengembangan dan operasi dari suatu DSS, maka ia memerlukan training dan frekuensi penggunaan yang cukup untuk tetap bisa mengingat sintaksnya. Oleh karena inilah kebanyakan manajer puncak bukan merupakan (tidak ingin menjadi) pemakai DSS on-hand (praktis).Para manajer ini tidak mau atau tidak bisa meluangkan waktu untuk mengikuti training dan mereka mempunyai pekerjaan yang banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk menggunakan DSS secara kontinyu.
            Apabila DSS mendukung beberapa penggunaan, maka bisa dirancang beberapa opsion dialog untuk sistem tersebut. Ini biasanya disebut sebagai cara atau pendekatan dialog tiered (deret ber-tingkat) karena ada beberapa tingkat opsion atau pilihan dialog. Pemakai yang baru (pemula) dapat menerapkan sistem tersebut dengan satu cara danpemakai yang lebih berpengalaman bisa menggunakannya dengan cara yang lain. Keberadaan opsion dialog yang banyak ini juga mengakibatkan terjadinya perbedaan gaya kognitif diantara pemakai. Cognitive style (gaya kognitif) seseorang maksudnya adalah cara sistematis dan pervasive (yang meresap) dalam penerimaan dan analisa data. Sebagai contoh, orang yang sistematisakan memproses data secara terstruktur dan tahap demi tahap, sedangkan seorang intuitif mungkin akan melakukan analisis secara meloncat-loncat, dari analisis satu ke analisis yang lain dengan tidak urut. Seorang sistematis mungkin sudah cukup dengan menggunakan dialog berorientasi menu, namun inuitif mungkin menginginkan fleksibilitas yang ditawarkan oleh bahasa perintah.
            Pertimbangan lain mengenai dialog adalah apakah DSS akan dioperasikan oleh pembuat keputusan atau perantara (yang kadang-kadang disebut chauffeur). Apabila sistem dikendalikan oleh chauffeur, maka penekanannya mungkin pada daya (kekuatan) dan fleksibilitas dari dialog tersebut. Fasilitas kemudahan penggunaan yang sangat penting bagi non-spesialis biasa dihilangkan, dimana hal ini akan mengurangi “overhead” software.

Knowledge Base
            Knowledge base(dasar pengetahuan) mencakup apa yang diketahui pemakai tentang keputusan dan tentang bagaimana cara menggunakan DSS. Perlu anda catat bahwa ini bukanlah definisi dari knowledge base lazim digunakan dalam bidang artificial intelegence.Ia adalah istilah dari Bennet untuk menerangkan pengetahuan apa yang harus dipunyai pemakai agar ia bisa berinteraksi dengan sistem dalam berhubungan dengan area masalah dan dalam pembuatan keputusan yang diperlukan.
            Pengetahuan pemakai mengenai masalah secara luas dipelajari di luar DSS.DSS memungkinkan pemakai untuk memahami keputusan dengan lebih baik, namun hal yang berkaitan dengan masalah tersebut harus diketahui lebih dulu, kecuali jika DSS digunakan untuk memberi training bagi pembuat keputusan.Dalam hal ini, DSS merupakan wahana edukasional.
            Pemakai bisa dilatih menggunakan DSS dengan berbagai cara. Yang sering diterapkan untuk eksekutif senior adalah one-on-one tutorial (tutorial satu satu).Apabila pemakai yang memerlukan  training berjumlah banyak, maka akan efisien bila dilakukan training secara classes dan lectures (seperti sekolah). Apabila DSS diharapkan memiliki masa hidup yang lama dan memberikan layanan bagi banyak pemakai, maka cra yang ekonomisadalah dengan memberikan instruksi terprogram dan instruksi yang dibantu dengan komputer.
            DSS memiliki beeberapa fasilitas yang memudahkan penggunaannya.Manual instruksi bisa dibuat dan digunakan. Kapanpun, selama session, pemakai dapat menerima bantuan dengan caramenekan sat tombol. Bantuan tersebut bisa dibuat context sensitive, yakni sistem akann memberikan bantuan yang disesuaikan dengan situasi tempat digunakan DSS oleh pembuat keputusan.
            Command (perintah) atau sequence file (file yang berurutan) akan membantu bagi pemakai baru atau pemakai yang tidak terus menerus. File ini berisi instruksi yang telah deprogram sebelumnya, yang diaktifkan oleh beberapa tombol sederhana (mudah). Akibatnya, pemakai tidak perlu harus mengetahui perintah dasarnya. Pemakai hanya perlu tahu mengfungsikan file perintah. Sebagai contoh dari file perintah adalah pada tiap akhir bulan, manajer senior mungkin perlu membandingkan cash flow yang diproyeksikan dengan cash flow yang sebenarnya. Analisis seperti ini biasanya bisa dilakukan dengan DSS finansial, namun pemakai harus memasukkan serangkaian perintah.Agar manajer bisa dengan mudah memperoleh analisisnya, perintah yang diperlukan bisa dimasukkan kedalam file perintah.
            Generator DSS komprehensif biasanya bisa digunakan untuk membantu pembuatan dan penggunaan file perintah ini. Beberapa generator ini mempunyai fasilitas “capture” (menangkap), yang fungsinya mencatat (merekam) dan menyimpan semua perintah yang telah dimasukkan. Pemakai tinggal menjalankan suatu perintah untuk menimbulkan fasilitas capture, memasukkan perintah untuk disimpan, dan memberikan nama file yang tepat.

Bahasa Tindakan
            Tindakan yang bisa dilakukan pemakai untuk mengontrol DSS dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada desain sistemnya. Cara Tanya-jawab, menggunakan menu, dan bahasa perintah telah dibahas semuanya. Ada lagi satu cara, dan alternative baru yang lebih baik juga terus bermunculan.
            Beberapa DSS menggunakan cara atau pendekatan form input-output. Pemakai diberi form input dan memasukkan data yang diinginkan. Setelah semua data menjadi input, DSS menjalankan analisis dan mempersembahkan hasilnya.
            Interface berorientasi visual yang pertama kali dikembangkan oleh Xerox, dan kemudian diadaptasi oleh Apple dan Macintosh telah menjadi popular. Interface ini menggunakan “icon”atau symbol gambar untuk menampilkan obyek yang umum, misalnya dokumen, berkas file, keranjang sampah, tempat rongsokan. Bahasa tindakan biasanya diimplementasikan dengan menggunakann mouse untuk menggerakkan icon atau untuk menjalankan tindakan pada icon tersebut dengan cara menentukan pilihan dari menu.
            Input suara adalah yang paling mudah digunakan. Walaupun ada perkembangan baru dalam input suara, namun akhir-akhir ini ia jarang sekali digunakan untuk DSS. Teknologi yang ada hanya bisa untuk memberikan beberapa kosakata,teknologi ini biasanya harusdisesuaikan dengan suara pemakai, dan ia hanya menawarkan rekognisi (pengenalan) suara tertentu, tidak bersifat umum. Keterbatasan ini cenderung membuat input suara (voice input) hanya cocok bagi DSS tertentu yang digunakan dengan cara yang sangat terstruktur. Namun demikian, dengan semakin meningkatnya teknologi, maka sistem berorientasi suara ini mungkin akan bisa berkembang dengan baik.
            Tindakan fisik yang diperlukan untuk mengarahkan DSS juga telah berubah. Input keyboard bukan lagi merupakan satu-satunya pilihan. Sistem layar sentuh (touch screen) dan khususnya sistem yang dikendalikan mouse (mouse-drive) telah umum digunakan.Alternatifini lebih disukai oleh para eksekutif, sebab dengan kedua sistem tersebut, mereka tidak perlu mengetik.

Bahasa Presentasi
            PC yang digunakan dengan basis stand-alone atau yang digunakan sebagai terminal intelligent yang dihubungkan ke mainframe telah dikembangkan dan ditingkatkan dalam hal caranya merepresentasikan output dari DSS. Laporan tercetak tidak lagi menjadi satu-satunya pilihan output.Pada kenyataannya, bila kita mengamati sebagian besar instansi, disitu taka da output hard copy.Output-output mereka ditampilkan pada layar, diinternalisasi (digunakan) oleh pembuat keputusan, dan dikeluarkan. DSS dapat menampilkan atau menjalankannya kembali apabila pemakai perlu melihat output itu lagi.
            Salah satu kontribusi yang terbesar dari PC adalah abhwa ia mempunyai kemampuan grafik yang unggul. Bila digunakan dengan software grafik,berbagai macam grafik akan bisa dibuat dengan mudah dalam bentuk tiga dimensi dan berwarna. Riset terakhir tentang teknologi chip memberikan cara untuk meningkatkan kualitas grafik lebih baik lagi. Teknologi ini memberikan resolusi tampilan yang hamper sempurna. Walaupun riset ini belum menetapkan secara jelas kenggulan output grafik atas output pada table, namun popularitas manfaatnya telah banyak dibicarakan.
            Animasi telah mulai digunakan untuk output DSS, khususnya untuk aplikasi yang melibatkan simulasi sistem fisik. Kelompok riset Delft University of Technology, misalnya, telah mengembangkan beberapa proyek DSS dengan menggunakan automasi.Salah satu proyek DSS tersebut telah digunakan untuk aplikasi arus keluar masuk truk, barang, dan kertas kerja untuk pengiriman dan pemuatan di Port of Rotterdam. Dengan melihat arus truk dan kapal ppada layar sementara dokumen diproses di kantor akan membuat pembuat keputusan merasakan dinamika masalah, dimana hal ini mustahil dilakukan bila tanpa animasi.
            Output suara juga mungkin digunakan, walaupun pada saat ini ia tidak digunakan untuk DSS. Sebagai contoh mengenai potensinya, lihatlah DSS keuangan, dimana ia tidak hanya memberikan laporan kekecualian, namun ia juga memiliki hamparan suara yang mendeskripsikan dan menjelaskan kekecualian itu.

Gaya Dialog
            Kombinasi atau set opsion untuk mengimplementasikan knowledge base, bahasa tindakan dan bahasa presentasi, yang dilakukan secara bersama-sama, disebut “gaya ialog” (dialog style). Sebagai contoh, satu gaya dialog dihasilkan dalam suatu sistem menghendaki agar pemakai menjaga atau menyimpan kartu referensi (knowledge base) untuk mengingat perintah mana yang dimasukkan dengan keyboard (bahasa tindakan) guna memperoloeh laporan tercetak (bahasa presentasi). Gaya dialog yang sangat berbeda dihasilkan dari penggunaan mouse. Mouse ini digunakan untuk mengakses menu pull-down dan menggerakkan icon pada ,ayar berwarna untuk mendapatkan presentasi grafik dari hasil analisis. Gaya dialog yang lain, yang dikenalkan oleh Apple Macintosh, telah mengubah secara drastis komponen dialog sebelumnya. Pertumbuhan yangbesar dari Windows 3 untuk lingkungan PC/DOS, X-Windows untuk lingkungan Unix, keduanya dari Microsoft, dan Globalview dari Xerox untuk workstation yang menggunakan Sun-nya telah membuat gaya dialog ini menjadi “standart” yang dominan bagi end user computering.
            Sebagian besar popularitasnya disebabkan karena ia mendasarkan semua elemen dialog menurut metaphor yang dikenal umum – virtual desktop.Tampilan layar merepresentasikan desktop, icon merepresentasikan obyek yang dikenal pada desk (dokumen, berkas file, dan sebagainya), dan mouse digunakan untuk menggerakkan obyek tersebut, membuka dan menutup file dan dokumen, dan memilih tindakan dari menu. Keberhasilan gaya dialog ini mengisyratkan bahwa kebanyakan sistem untuk DSS akhirnya nanti akan mempunyai komponen dialog dengan desain yang sama.

Komponen Data
            Semakin perlunya DSS, maka semakin penting bagi DSS untuk menggunakan sumber data yang penting dalam organisasi, dan juga dari sumber eksternal. Sebenarnya, konsep tentang sumber data harus diperluas menjadi sumber informasi yakni mengarah pada peningkatan akses tradisional terhadap record database,guna menyertakan pula dokumen yang berisi konsep, gagasan, opini, yang juga begitu penting bagi pembuatan keputusan.
            Untuk mengkarakterisasi lingkup sumber informasi penuh yang berkaitan dengan DSS dan untuk meneliti percabangannya, sebaiknya kita melihat empat jenis informasi.Pertama, ada dua jenis informasi yang digenerasi dan dikelola secara internal didalam organisasi: (1) informasi yang didasarkan pada record data seperti yang dijumpai dalam file data, dan (2) informasi yang didasarkan dokumen seperti laporan, oini, memo, dan estimasi.
            Jenis informasi internal yang pertama terutama berkenaan dengan entity, misalnya pekerja, pelanggan, suku cadang, atau kode akuntansi secara individual. Record (catatan) data yang terstruktur dengan baik digunakan untuk menyangga (menyimpan) set atribut yang mendeskripsikan setiap entity. Kategori informasi yang kedua terutama berkenaan dengan konsep – gagasan, pemikiran, dan opini.Dokumen atau pesan yang kurang terstruktur, yang mempunyai berbagai bentuk informasi, digunakan untuk mendeskripsikan konsep tersebut.
           
            Dua jenis informasi tersebut juga digenerasi diluar organisasi.Ada informasi yang didasarkan catataneksternal, misalnya data pemerintah mengenai kondisi ekonomi dan keuangan, kuotasi harga stok, dan jadwal penerbangan.Ada juga informasi yang didasarkan pada dokumen eksternal, misalnya opini mengenai ramalan dan desas desus ekonomi.Gambar 7.2 menunjukkan empat jenis informasi ini dalam matriks sederhana, yang digabungkan bersama dengan aktivitas manajemen informasi yang mengkarakterisasi jenis tersebut pada waktu lampau. Informasi berdasarkan record internal telah menjadi focus perhatian oleh sistem informasi karena ia merupakan jenis informasi yang mudah digenerasi (dihasilkan) dan dikelola sistem apllikasi berdasarkan komputer. Akhir-akhir ini, informasi berdasarkan record eksternal menjadi lebih popular dalam bentuk database umum (publik), end user secara mandiri bisa menangani perolehan data ini, biasanya dengan menggunakan layanan time-sharing luar. Sampai saat ini, secara praktis belum ada pembangun DSS ataupun vendor yang memberi focus perhatian terhadap informasi berdasarkan dokumen, baik yang internal ataupun eksternal, sebagai sumber informasi bagi DSS.Area (tentang informasi berdasarkan dokumen) ini menjadi tanggung jawab dari wakil presiden bidang administrasi atau perpustakaan korporasi.
            Beberapa DSS memerlukan data pada tingkat transaksi. Yang digunakan biasanya data yang ringkas, dan data ini bisa didapatkan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah dengan adanya sistem manajemen database (DBMS) sebagai tempat sistem pemrosesan mengektraksi data transaksi, meringkasnya, dan membuatnya bisa digunakan untuk DSS. Cara yang lain adalah dengan mengekstraksi data, namun pemrosesan dilakukan di luar DBMS. Walaupun sementara hal ini merupakan proses komputerisasi yang ideal, namun beberapa DSS tetap mengandalkan pada pemrosesan manual. Ini mungkin cocok apabila pemrosesan tersebut hanya memerlukan usaha yang biasa (kecil) atau apabila DSS diperlukan secara cepat dan pemecahan yang lebih ideal “elegant” tidak bisa diimplementasikan secara tepat waktu.
            Beberapa organisasi hanya memberi end user nya akses untuk mengekstraksi file. File ini adalah file yang dipelihara diluar DBMS dan diciptakan terutama untuk memenuhi kebutuhan data dari end user. File ektraksi digunakan untuk tujuan keamanan, kemudahan akses, dan integritas data. Dalam organisasi yang memiliki file ekstraksi, DSS memperoleh data dari file ini.
            Pernyataan sebelumnya mengisyratkan bahwa database untuk DSS mungkin terpisah dari databse pemrosesan transaksi, dan karena beberapa alasan tertentu, yang demikian ini memnag terjadi padakebanyakan organisasi. Pemikiran yang sama tentang kecenderungan untuk mengekstraksi file juga mendukung gagasan tentang databse DSS yang terpisah. Banyak orang percaya bahwa akan lebih baik untuk tidak mencampurkn bidang end user dengan komputasi sistem informasi yang berbeda. Juga, DBMS yang digunakan untuk menangani data transaksi (misalnya, IMS dan kemudian DB/2 dari IBM) diciptakan untuk spesialis sistem informasi, bukannya untuk end user, danpemakainya memerlukan training atau pelatihan yang memadai. Demikian juga, end userbiasanya menginginkan waktu respon yang cepat, dan hal ini akan menjadi masalah ketika iamenghadapi (menangani) aplikasi pemrosesan transaksi untuk siklus mesin. Karena adanya kebutuhan waktu reson yang cepat ini, maka organisasi seringkali menyediakan mesin khusus untuk aplikasi end-user.
            Selain data transaksi, data internal yang lain mungkin juga diperlukan. Sebagai contoh, diperlukan juga data seperti estimasi subyektif dari manajer dan data yang berkaitan dengan teknik.Macam data ini jarang sekali dihasilkan dari aktivitas pemrosesan data normal (biasa). Untuk bisa mendapatkan dan menggunakan data internal yang lain ini, maka ia harus dikumpulkan, dimasukkan, dan dipelihara. Usaha pengumpulan mungkin akan sulit dan memakan banyak waktu, sebab ia memerlukan inisiatif tersendiri. Jika data diinginkan agar tetap berlaku, maka harus dibuat atau dikembangkan metode dan prosedur tertentu untuk menjaga agar tetap up to date.DBMS yang baik bisa membantu untuk memasukkan, memelihara, dan mengekstraksi data.
            Data eksternal mungkin juga diperlukan, khususnya untuk dukungan keputusan pada tingkat manajerial atas.Contoh eksternal data meliputi data ekonomi regional dan nasional, data industry, dan data kompetitif.Seperti halnya internal data, untuk bisa memperoleh data eksternal diperlukan usaha khusus.Tidak seperti data internal, data eksternal mungkin bisa dibeli.Sebagai contoh, data marketing bisa dibeli dari perusahaan seperti A.C. Nielson, Market Research Corporation of Amerca, dan Brand Rating Index Corporation.Data tersebut diekstraksi dari database komersial, dikomunikasikan kepada organisasi pemakai, dan dimasukkan ke dalam database organisasi.
            Para peneliti dan organisasi sedang meneliti cara memasukkan atau menyertakan jenis lain dalam suatu DSS, yaitu data berdasarkan dokumen. Banyak organisasi memiliki kekayaan data yang tertulis dalam dokumen seperti memo, surat, kontrak, dan diagram organisasi. Jika isi dari dokumen ini bisa disimpan secara elektronis (misalnya, videodisk) dan kemudian dipanggil kembali karakterisasi tombol (misalnya, topik, tanggal, lokasi), maka akan didapatkan sumber informasi baru yang berdaya guna untuk penunjang keputusan bagi pembuat keputusan.

Kontribusi Vendor (Penjual)
            Vendor (penjual) memberikan produk dengan kemampuan database yang lebih baik.Pada tingkat PC, produk yang popular adalah produk yang bisa membat PC tersebut secaralebih mudah menciptakan, memelihara, dan menggunakan database. Produk yang lain memberikan dukungan untuk pemuatan data korporasi (bersama) ke dalam PC. Generator DSS mainframe telah meningkatkan kemampuan databasenya.Hampir semua penjual utama mempunyai software “pipeline” yang mengekstraksi data dari suatu DBMS, memformat data kembali, dan menempatkan data di dalam database generator DSS. Dua vendor software DSS yang utama,yakni Pilot dan Cumshare, telah menemukankemampuan yang memungkinkan DSS mereka bisamemanggil dokumen, yang didasarkan pada isi yang ditampilkan oleh teks, dari pesan E-mail dan kumpulan dokumen yang lain.

Komponen Model
            Model memberikan kemampuan analisis bagi suatu DSS.Dengan menggunakan representasi matematis dari masalah, proses algoritmis diterapkan untuk menggenerasi informasi guna mendukung pembuatan keputusan. Sebagai contoh, model pemrograman linier dari suatu masalah pencampuran dalam produksi mungkin bisa mengungkap atau menemukan cara yang paling murah untuk mencampur produk, namn juga memenuhi spesifikasi produk.

Jenis Model
            Ada berbagai jenis model dan berbagai cara untuk mengkategorisasikannya. Perbedaan pokoknya bisa ditinjau menurut tujuan, penganggapan ke random-annya dan generalitas aplikasi-nya.
            Tujuan dari suatu model mungkin untuk optimisasi ataupun deskripsi.Model optimasi adalah model yang mencari titik atau point optimisasi atau minimisasi. Sebagai contoh, manajemen seringkali ingin mengetahui tindakan apa yang akan mengarah kepadaperolehan keuntungan atau maksiminasi pendapatan atau atau minimisasi biaya. Model optimisasi memberikan informasi ini.Model deskriptif mendeskripsikan tingkah laku dari suatu sistem. Artinya, segala model adalah model deskriptif jika ia merupakan representasi valid dari realitas. Akan tetapi, model deskriptif hanya mendeskripsikan tingkah laku sistem, ia tidak mengisyratkan atau memberikan saran untuk terjadinya kondisi yang optimal.
            Mengenai kerandoman, hamper semua sistem memiliki peluang.Yakni, tingkah laku sistem tidak bisa diprediksikan secara pasti sebab derajad kerandoman pasti ada.Model probabilistik berusaha untuk menangkap sifat probabilistik dari sistem dengan cara memasukkan input data probabilistik dan menggenerasi output probabilistik. Walaupun kebanyakan sistem bersifat probabilistik, namun sebagian besar model matematis bersifat deteministik (menentu).Model deterministik menerapkan estimasi nilai tunggal untuk variabel yang ada dalam model dan menggenerasi output nilai tunggal (single-valued). Model deterministic lebih popular dari pada model probabilistic sebab ia lebih murah, lebih mudah, dan lebih hemat waktu dalam pembuatan dan penggunaannya, dan seringkali memberikan informasi yang memuaskan untuk mendukung pembuatan keputusan.
            Kaitannya dengan generalitas aplikasi, model bisa dikembangkan atau dibuat untuk digunakan dengan hanya satu sistem (model custom-built) atau mungkin ia bisa diterapkan ke banyak sistem (model ready-built). Umumnya, model custom-built mendeskripsikan sistem tertentu, dan akhirnya ia memberikan deskripsi yang lebih baik dari pada yang diberikan oleh model ready – built. Namun demikian, ia biasanya terlalumahal bagi organisasi, sebab ia harus dibangun (dibuat) “from the ground up” (dari dasar).


Base Model
            Model dalam suatu DSS bisa dianggap sebagai model base (base model). Seperti yang terlihat pada Gambar 7.1, berbagai macam model bisa termasuk: model strategis, taktis, dan operasional dan blok dan subroutine bangunan model. Setiap jenis model ini mempunyai sifat tersendiri.
            Model strategis digunakan oleh manajemen puncak untuk membantunya menetapkan tujuan organisasi, untuk menentukan sumber daya guna meraih tujuan tersebut, dan untuk menetapkan kebijaksanaan guna mengatur akuisisi (perolehan), penggunaan, dan siposisi sumber daya tersebut.Ia mungkin digunakan untuk perencanaan tujuan perusahaan, penentuan lokasi pabrik, perencanaan dampak lingkungan, ataupun jenis aplikasi yang sama. Model strategis cenderung mempunyai lingkup atau jangkauan yang luas, dimana variabelnya dinyatakan dalambentuk kumpulan dan ringkas.Sebagian besar data yang dibutuhkan untuk membuat model ini adalah data eksternal dan subyektif.Cakrawala waktu untuk model tersebut biasanya diukur dalam tahun, seperti jangka waktu tanggung jawab perencanaan strategisnya manajemen puncak.Bagi organisasi tertentu, model tersebut biasanya bersifat deterministic, deskriptif, dan custom-built.
            Model taktis umumnya diterapkan oleh manajemen menengah untuk membantunya dalam mengalokasi dan mengontrol penggunaan sumber daya organisasi.Aplikasinya meliputi perencanaan keuangan, perencanaan keperluan pekerja, perencaan promosi penjualan, dan penentuan tata letak gedung atau pabrik. Model ini biasanya digunakan oleh subset (bagian) dari organisasi, misalnya produksi, dan ia memiliki beberapa kesatuan (agregasi) variabel. Cakrawala waktunya bervariasi antara satu bulan sampai tidak lebih dari dua bulan.Ia memerlukan beberapa data eksternal dan subyektif, namun yang paling banyak dibutuhkan adalah data internal. Model ini cenderung bersifat deterministic, dan jika dibandingkan dengan model strategis, ia bisa lebih memberikan optimalitas informasi, dan ia bersifat ready-built.
            Model perasional biasanya diterapkan untuk mendukung pembuatan keputusan jangka pendek (misalnya, harian, atau mingguan), yang sering dijumpai pada tingkat organisasional bawah.Potensi aplikasinya meliputi penilaian kredit, pemilihan media, penjadwalan produksi, dan pengontrolan inventarisasi.Model operasional biasanya menggunakan data internal dalam operasinya.Ia bersifat deterministic, biasanya ready-built dan memberikan informasi optimisasi.
            Selain model strategis, taktis, dan operasional, base model juga berisi blokdan subroutine bangunan model.Ia bisa meliputi pemrograman linier, analisis rangkaian waktu, analisis rgresi, dan prosedur sampling Monte Carlo. Menurutbentuk dan ukurannya, alat ini bisa berjangkauan dari alat subroutine yang digunakan untuk mengkalkulasi kecepatan return internal sampai alat yang berupa set program terpaket untuk meneliti kelompok generik masalah (misalnya, SAS yang digunakan untuk masalah analisis statistic). Blok dan subroutine bangunan model dapat digunakan secara terpisah untuk mendukung keputusan ad hoc atau digunakan secara bersama untuk mengkonstruksi dan memelihara model yang lebih komperhensif.

Masalah Dalam Modeling Tradisional
            Dari sudut pandang historis, apa yang dialami organisasi berkenaan dengan model adalah beragam. Sementara ada banyak organisasi yang berhasil menggunakan dengan baik, namun juga banyak pula yang gagal. Dengamelihat pengalaman yangtelah terjadi, maka sebaiknya kita identifikasi masalah yang mengarah kepada kegagalan tersebut:
·         Sulitnya memperoleh input data untuk model.
·         Sulitnya memahami cara menerapkan output dari model.
·         Sulitnya menjaga agar model tetap up to date.
·         Kurangnya keyakinan pemakai terhadap model yang digunakan, dengan demikian, model tersebut tidak ia percaya.
·         Sebaiknya integrasi diantara model.
·         Lemahnya interaksi antara model dengan pemakai.
·         Sulitnya pemakai dalammenciptakan modelnya sendiri.
·         Kurang jelasnya ekplanasi dari model untuk outpuntnya.

Pendekatan DSS Terhadap Modeling
            Pendekatan DSS terhadap modeling berusaha untuk meminimakan masalah modeling tradisional dengan cara memberi penekanan bahwa suatu sistem (misalnya, dialog, data, dan model bekerja secara bersama-sama) diperlukan untuk mendukung pembuatan keutusan.
            Database sangat diperlukan untuk memecahkan banyak masalah.Ia memberikan data yang diperlukan untuk membangun, menggunakan, dan memelihara model. Output dari model ditempatkan dalam database, memungkinkan output tersebut diakses oleh model lain dan memberikan integrasi diantara model tersebut.
            Dialog yang dirancang dengan baik akan meningkatkan peluang atau kemampuan emakai dalam mengembangkan modelnya sendiri, mengoperasikan sistem dengan baik, menjaganya agar tetap up to date, dan menerapkan outputnya untuk mendukung pembuatan keputusan. Pertimbangan ini, bersama dengan adanya tingkat ketertiban yang tinggi selama proses pengembangan sistem, akan mengarahkan lebih besarnya kepercayaan terhadap model.
            Model dalam suatu DSS kemungkinan besar bisa digunakan, sebab ia didukung oleh komponen data dari dialog secara memadai. Perkembangan baru yang menarik dalam modeling adalah masuknya atau disertakannya kemampuan artificial intelligence yang dengan kemampuan ini, model bisa menjelaskan factor yang mengarah pada dihasilkannya output.Sebagai contoh, mungkin bisa dijelaskan bahwa turunnya keuntungan adalah akibat dari menurunnya pangsa pasar di wilayah bagian barat.
            Pendekatan DSS terhadap modeling memerlukan sistem manajemen base model (MBMS) yang mempunyai kemampuan sama dengan DBMS. Kemampuannya yang penting meliputi:
·         Mekanisme yang fleksibel untuk pembuatan atau pembangunan model.
·         Kemudahan penggunaan model untuk memperoleh dukungan keputusan yang dierlukan.
·         Metode untuk penyimpanan model yang bisa digunakan lagi.
·         Prosedur untuk mengupdate model.
·         Metode untuk membuat ouput dari model yang bisa digunakan oleh model lain sebagai input.
Tidak seperti DBMS, MBMS bukanlah produk komersial yang stand-alone.Ia adalah sebagai kemampuan komponen dari generator DSS. Perhatikan, IFPS sebagai contohnya. IFPS ini memiliki sintaks English-like (Bahasa Inggris) dengan fungsi yang built-in, yag memudahkan pembuatan dan pengupdetan model (misalnya, VALUE = INFLOW – OUTFLOW). Spesifikasi untuk mengarahkan eksekusi model mudah dipahami (misalnya, SOLVE, MONTE, CARLO). Model bisa disimpan untuk digunakan lagi (misalnya, SAVE).
Riset tentang MBMS telah banyak dilakukan.Salah satu aliran riset memfokuskan pada penerapan dan perluasan model relasional yang untuk DBMS ke MBMS. Pendekatan lain memberikan focus pada penerapan konsep artificial intelligence untuk manajemen model. Dave King mengungkapkan hasil surveinya mengenai teknologi yang sedang muncul dari bidang artifial intelligence ini, dan juga mengungkapkan kontribusi teknologi tersebut bagi manajemen model dan kemampuan DSS yang lain.

 Kesimpulan
            Paradigma dialog, data, dan model memberikan model konseptual yang bedanya guna untuk memahami komponen dan hubungannya dalam suatu DSS.Ketiganya sangat penting apabila suatu DSS memiliki potensi dukungan keputusan yang sesuai dengan mereka. Paradigma DDM bisa digunakan untuk memahami dan menaksir kemampuan dari generator DSS, dan lebih jauh lagi, ia telah mempengaruhi evolusi dari produk ini. Riset DSS saat ini juga bisa dipahami menurut konteks model DDM.


Selasa, 08 November 2016

SQL- Agregate Function





SQL Aggregate Functions
Digunakan untuk mengkalkulasikan nilai-nilai didalam kolom. Fungsi Aggregate terdiri dari fungsi:

AVG() – menghitung rata-rata
COUNT() – menghitung jumlah row
FIRST() – nilai pertama
LAST() – nilai terakhir
MAX() – nilai maksimal
MIN() – nilai minimal
SUM() – menjumlahkanAVG
Syntax AVG ( )
SELECT AVG(column_name) FROM table_name
Contoh:
SELECT AVG(harga_order) FROM Order
untuk menampilkan kostumer yang mempunyai nilai diatas rata-rata
SELECT kustomer FROM Order
WHERE harga_order>(SELECT AVG(Harga_Order) FROM Order)
COUNT

Syntax CountSELECT COUNT(column_name) FROM table_name
contoh:
SELECT COUNT(kustomer) AS kustomerAyu FROM Order
WHERE Kustomer=’Ayu’

Syntax SQL COUNT(*)SELECT COUNT(*) FROM table_name
contoh:
SELECT COUNT(*) AS BanyaknyaOrder FROM Order

CONTOH PRAKTIKUM

1. Menambahkan isi data pada tabel pasok









2. Cari nilai minimum berdasarkan kode barang pada tabel pasok








3. Cari nilai maksimal berdasarkan kode barang pada tabel pasok








4. Cari nilai rata-rata berdasarkan kode barang pada tabel pasok








5. Cari jumlah berdasarkan kode barang pada tabel pasok








6. Cari jumlah cacah nya berdasarkan kode barang pada tabel pasok








7. Mengurutkan data dari yg paling besar ke yg paling kecil pada tabel pasok








8. Mengurutkan data dari yg paling kecil ke yg paling besar pada tabel pasok








9. Menampilkan cacah pasok oleh suplier








10. Menampilkan penyuplai yang menyuplai jumlah pasokan antara 50 dan 150








11. Menampilkan jumlah pasok yg memasok 50 dan 100 drai yg besar ke kecil








12. Menampilkan data suplier yg alamatnya mengandung kata mangga








13. Menampilkan data suplier yg alamatnya selain kata mangga


LATIHAN TENTANG DML





1. Menambahkan isi data pada tabel mahasiswa









2. Menambahkan data kota pada tabel mahasiswa








3. Menghapus data yang mempunyai nim 201391001 pada tabel mahasiswa








4. Menambahkan isi data pada tabel matakuliah








5. Menambahkan isi data pada tabel nilai








6. Menampilkan nama mahasiswa yang matakuliahnya adalah sql








7. Menampilkan nama,nim,dan nama_mk yang mempunyai nilai lebih dari 65








8. Mengganti nilai pada matakuliah sql atas nama mahasiswa alfa menjadi 100


DATA MANIPULATION LANGUANGE (DML)






Data Manipulation Language merupakan bahasa basis data yang berguna untuk melakukan proses modifikasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Data Manipulation Language merupakan bagian terpadu bahasa SQL. Perintah-perintahnya dapat dibuat secara interaktif atau ditempelkan pada sebuah program aplikasi. Pemakai hanya perlu menentukan 'APA' yang ia inginkan, DBMS menentukan 'BAGAIMANA' cara mendapatkannya. Modifikasi yang dapat dilakukan adalah penambahan (insert), pembaharuan (update), penghapusan (delete).



Fungsi dari masing-masing modifikasi adalah sebagai berikut :

INSERT berfungsi untuk menyisipkan atau memasukkan data baru ke dalam tabel. Penggunaannya setelah databasedan tabel selesai dibuat.
SELECT berfungsi untuk mengambil data atau menampilkan data dari satu tabel atau beberapa dalam relasi.
UPDATE berfungsi untuk memperbarui data lama menjadi data terkini.
DELETE berfungsi untuk menghapus data dari tabel



1. INSERT
Perintah Insert digunakan untuk menambahkan baris baru dalam sebuah tabel setelah tabel tersebut di buat.


INSERT INTO nama_tabel [(field ke-1,…,field ke-n)]

VALUES (nilai_field_ke-1, …,nilai_field_ke-n) ;

2. SELECT

Untuk menampilkan/menyeleksi data yang dinginkan dari sekumpulan data yang ada.



SELECT nama_field

FROM nama_tabel

[WHERE kondisi]

3. UPDATE

Mengganti nilai dari kolom. Menggunakan klausa Where jika data yang akan diganti ( di update ) hanya pada kolom tertentu saja. Tanpa klausa Where, semua baris akan berubah nilainya.

UPDATE nama_tabel
SET nama_field = data_baru
WHERE nama_field = data_lama;

4. DELETE
Delete digunakan untuk menghapus semua baris sesuai dengan kondisi yang telah ditetapkan.

DELETE FROM nama_tabel
[WHERE <condition> ];


CONTOH PRAKTIKUM

1. Menampilkan data pada tabel barang



2. Menampilkan data pada tabel suplier



3. Menampilkan data pada tabel pasok



4. Perintah untuk menambahkan data pada tabel



5. Menambahkan data pada tabel barang,pasok dan suplier



6. Karena pd tabel suplier tdk terdapat alamat suplier maka sebelmnya tambahkan kolom alamat_suplier agar data dapat ditambahkan ke tabel suplier






7. Perintah untuk menghapus isi data dari tabel






8. Perintah untuk mengubah nama kolom






9. Perintah update digunakan untuk mengganti isi data pada tabel misalnya mengganti stok barang pada tabel barang menjadi 1000






10. Query untuk menampilkan alamat suplier di jalan mangga






11. Query untuk menampilkan data pada tabel dengan menggunakan lebih dari satu tabel






12. Query untuk menampilkan nama suplier dan tanggal pasok yg menyuplai pada tanggal 5 januari 2015






13. Query untuk mencari nama barang yg jumlah stoknya kurang dari 100






14. Perintah untuk menampilkan field-field tertentu pada sebuah tabel


Senin, 03 Oktober 2016

QUIZ SQL

SOAL BESERTA JAWABAN KUIS


1. Membuat tabel mahasiswa dengan menambahkan primary key adalah nim







2. Menambahkan field kodepos pada tabel mahasiswa dengan tipe data varchar dengan karakter 8







3. Mengganti tipe data dan length pada field kodepos






4. Membuat tabel matakuliah






5. Menambahkan primary key pada tabel matakuliah






6. Membuat tabel nilai dengan menambahkan foreign key nya adalah nim dan kodeMK


Selasa, 27 September 2016

SQL Pertemuan 3





DDL (Data Definition Languange)



Data Definition Language (DDL)

DDL adalah sub perintah dari bahasa SQL yang digunakan untuk membangun kerangka sebuah database, dalam hal ini database dan table. Terdapat tiga perintah penting dalam DDL, yaitu CREATE, ALTER, DROP.

CREATE: perintah ini digunakan untuk membuat, termasuk di dalamnya membuat database baru, tabel baru view baru, dan kolom baru.
Contoh: CREATE DATABASE nama_database

ALTER: perintah ALTER berfungsi untuk mengubah struktur tabel yang telah dibuat. Mencakup di dalamnya mengubah nama tabel, menambah kolom, mengubah kolom, menghapus kolom, dan memberikan atribut pada kolom.
Contoh: ALTER TABLE nama_tabel ADD nama_kolom datatype

DROP: perintah DROP berfungsi untuk menghapus database atau tabel.
Contoh: DROP DATABASE nama_database

Primary Key dan Foreign Key
Kunci (Key) merupakan elemen record yang dipakai untuk menemukan record tersebut pada waktu akses atau bisa digunakan untuk identifikasi tiap record. Jenis-jenis kunci :
- Superkey
- Candidat key
- Primary key
- Alternate key
- Foreign key
- External key

Primary Key adalah atribut (field) yang dipilih untuk menentukan struktur storage pada organisasi file multi key, adapun key lainnya disebut dengan secondary key. Pengertian lainya Primary Key adalah suatu nilai dalam basis data yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu baris dalam tabel. Nilai dari primary key adalah unik. pengertian lain Primary key :Salah satu atrribut dari candidat key dapat dipilih menjadi primary key dengan 3 kriteria sbb :

Key tersebut lebih natural untuk dijadikan acuan
Key tersebut lebih sederhana
Key tersebut cukup uniqeForeign Key adalah Sebuah kumpulan field dalam satu relasi yang digunakan untuk me“refer” (menunjuk) ke suatu baris (tuple) pada relasi yang lain (harus berkorespondensi dengan primary key pada relasi yang kedua), seperti: ‘logical pointer’. Sedangkan hubungan antara keduanya (primary key dan foreign key) di jelaskan sebagai berikut,“Primary Key” adalah field kunci / utama dari suatu tabel yang menunjukkan bahwa field yang menjadi kunci tersebut tidak bisa diisi dengan data yang sama, atau dengan kata lain Primary key menjadikan tiap record memiliki identitas sendiri-sendiri yang membedakan satu sama lainnya (unik).“Foreign key” adalah satu attribute yang melengkapi satu relationship yang menunjukan ke induknya, dengan kata lain keduanya saling berkaitan. pengertian lain ; Foreign key : merupakan sembarang atribut yang menunjuk kepada primary key pada tabel lain.

LATIHAN PRAKTIKUM

Pada latihan praktikum sebelumnya, telah dibuat database atau tabel barang dan tabel suplier. pada praktikum kedua ini, akan dibuat tabel pasok dengan menggunakan perintah constraint.

1. tabel pasok dibuat dengan menggunakan perintah constraint, dimana primary key dan foreign key nya dibuat dalam 1 query









2. Menambahkan field pada tabel suplier








3. Mengganti tipe data pada tabel








4. Mengecek tipe data pada tabel barang yang telah di ubah tadi







5. Menghapus field pada tabel suplier